html

Senin, 29 Oktober 2012

Bunga Anggrek

1.ANGGREK BULAN

Anggrek bulan

Anggrek Bulan

Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.

Sebagai tanaman epifit, anggrek bulan sepanjang hidupnya di alam bebas selalu ternaungi oleh ranting atau dahan pohon. Akarnya menempel pada batang atau dahan tanaman lain. Biasanya akar yang menempel itu mengikuti permukaan batang tempatnya menempel.

Anggrek jenis ini hanya butuh intensitas matahari yang tak terlalu kuat cukup 20% – 50% saja dengan kelembaban ideal antara 60% – 75% saja.

Anggrek jenis ini mampu berbunga sepanjang tahun. Rata-rata masa berbunganya selama satu bulan.

Siapapun pasti terpikat melihat keindahan bunga anggrek bulan yang tergantung pada tangkai-tangkai bunga yang keluar dari tanaman2 anggrek yang sehat. Penampilannya memang wah dan phalaenopsis si anggrek bulan agaknya semakin populer saja di kalangan pehobi anggrek dewasa ini. Namun ada anggapan bahwa genus anggrek ini cukup sulit dipelihara apalagi untuk membuatnya berbunga.
Anggrek bulan bukan saja punya warna bunga yang putih bersih, tetapi juga memiliki untaian yang tersusun sempurna dan proporsional. Plus warna bibir bunga kuning menyala. Dari segi ukuran, anggrek ini tergolong di atas rata-rata. Berkat semua keunggulan dan kecantikan tadi, tak mengherankan jika pemerintah Indonesia menobatkan anggrek bulan sebagai ”Puspa Pesona”.

 

 2.ANGGREK HITAM

Anggrek Hitam





Awalnya saya mengira bahwa Bunga Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) berwarna hitam, lalu apa indahnya..., 

ternyata perkiraan saya keliru, Bunga Anggrek Hitam sangat indah dan elegan tersusun pada rangkaian tandan dengan panjang 15-20 cm dan jumlah bunganya mencapai 14 kuntum per tandan. Kelopak bunga berbentuk lanset, lancip dan berwarna hijau muda, mahkota bunga lancip berwarna hijau muda, di tengahnya terdapat lidah (labellum) berbentuk biola bertekstur warna hitam dan  background warna hijau muda. 

Anggrek Hitam

Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial. Anggrek tipe ini membentuk rumpun, dimana tiap satuan tanaman saling terhubung dengan akar tinggal (rhizome). Tunas baru yang tumbuh muncul dari tanaman sebelumnya secara mendatar dan tumbuh ke atas. Tunas baru tersebut akan tumbuh lebih besar dan akan terlihat menggelembung pada batangnya. Disini terbentuk apa yang disebut sebagai umbi semu (pseudobulbs). Umbi semu berfungsi menyimpan air dan cadangan makanan dan jika tanaman ini kekurangan air ia tidak akan segera kekeringan Batangnya membentuk umbi semu, bundar panjang, pipih dengan panjang 10-15 cm. daunnya berbentuk lonjong, belipat-lipat panjang mencapai 40 cm dan lebar 10 cm.


Klasifikasi Ilmiah Anggrek Hitam:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus: Coelogyne
Spesies: Coelogyne pandurata



3.ANGGREK VANDA

Vanda Spathyphyllum

Anggrek Vanda tricolor ciri khas dari lereng Gunung Merapi terancam punah. Hal ini dikarenakan bunga ini telah beberapa kali terkena erupsi dari awan panas Gunung Merapi.

Anggrek berbunga putih dengan bercak totol ungu kemerahan ini tumbuh liar menempel pada batang pohon di lereng selatan Merapi wilayah Sleman. Dulunya V. tricolor merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di pohon dadap, angsana dan pohon-pohon tahunan lainnya.

Vanda Concolor

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta telah berupaya alternatif perbaikan untuk melestarikan V. tricolor, melalui pembentukan unit pelaksana budidaya yang disebut kelompok tani konservasi. Meski demikian, budidaya yang dilakukan oleh para kelompok tani konservasi selama 3,5 tahun kurang menunjukkan perkembangan memuaskan.

Beberapa kali terkena erusi awan panas Gunung Merapi menyebabkan lambatnya pertumbuhan serta perkembangbiakan. Terjangan awan panas erupsi Merapi pada 1994 sempat menghanguskan habitat asli anggrek Vanda tricolor tersebut.